Dalam hidup, ga ada yang namanya sendirian. Bahkan saat kita belanja ke mall tanpa teman-pun kita pasti membutuhkan orang lain. Misalnya ketika kita milih-milih baju yang mau dibeli, pasti kita butuh mbak-mbak pramuniaga yang milihin warna baju apa yang cocok, atau untuk meminta saran lainnya. Kalo kita kehabisan bensin kendaraan, kita ga mungkin kan melayani diri kita sendiri buat mencetin tombol mesin pengisian BBM. Lihat aja apa yang ada pada diri kita, misalnya baju, tas, kaos kaki, dll. Apa kita yang bikin barang-barang itu?kebanyakan pasti bikinan pabrik dan yang ngurusin pabrik itu orang banyak, bukan Cuma satu batang aja. Kita makan nasi juga berasnya beli di toko, dan yang ngurus toko ya orang lain. Kita ga bisa hidup sendiri, guys. Kita butuh orang lain.
Nah, di sini aku pengen sharing sama pemirsah-pemirsah sekalian tentang kehidupan sosial yang paling pelik, yaitu organisasi. Baik dalam masyarakat, keluarga, atau lingkungan pendidikan.
Kalo aku sendiri Alhamdulillah terdaftar sebagai anggota organisasi kampus yang jenisnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Walaupun temen-temen segengku cenderung geuleuh dan anti ama kegiatan BEM dan aku sendiri sedikit agak ga enjoy sama tugas-tugas dan tekanan yang aku terima di BEM, tapi atas nama profesionalitas aku tetep ikut-ikutan hampir semua kegiatan BEM dengan setengah hati. Lucunya, aku sempet dilamar ama Presiden BEM buat jadi ketua biro administrasi, tapi dengan tegas aku menolak tawaran itu, pemirsah.. Soalnya menurut aku kegiatan ini harus sesegera mungkin aku tinggalkan. Aku ga mungkin kerja setengah hati lagi, dan itu ga baik, pemirsah.Tapi karena sesuatu hal, aku ga bisa ninggalin hal ini. Atas nama profesionalitas dan kesetiakawanan, sepertinya aku harus tetap tinggal di rumah orang lain ini. Jujur tidak ada kenyamanan yang aku rasakan ketika aku mengerjakan tugas dan ketika orang-orang menekanku secara tidak sadar. Tapi semua ada gilirannya, kadang aku juga senang berada di sini. Karena hampir semua pengalaman berharga di dunia kampus diperoleh dari kegiatan organisasi. Dan yang paling penting yaitu relasi, hidup di kampus lebih keras daripada hidup di jalanan. Kalo ga punya relasi, mati gaya deh pokoknya.
Intinya, kalau kita merasa tidak nyaman hidup di organisasi tertentu, semua yang kita butuhkan ialah kuat mental. Ketika ada kata-kata menyakitkan yang kalian dapatkan dari sesama aktivis, yang biasanya saya lakukan ialah diam dan membiarkan orang lain memahami diri saya dengan sendirinya. Walau terkadang pembelaan diri dibutuhkan, namun aku pribadi selalu menunggu saat yang tepat untuk melakukan pembelaan, kita tidak bisa selalu membantah tuduhan karena memang tidak semua tuduhan perlu dibantah. Mungkin memang beberapa tuduhan benar, tapi ada beberapa tuduhan salah yang saya rasa tidak perlu diperdebatkan. Ada beberapa hal yang tidak perlu dijelaskan, karena mungkin orang yang kita beri penjelasan tidak akan mengerti maksud kita, atau penjelasan yang kita berikan akan menimbulkan hal lain yang lebih parah, yang mungkin akan merusak hati lebih banyak orang.
Salah satu contoh ialah ketika aku merasa direndahkan oleh beberapa pihak karena satu masalah yang memang pada waktu itu adalah kesalahanku, namun demi rumput yang bergoyang saya tidak bisa menerima perkataan mereka, ada juga beberapa pihak lain yang tersinggung. Dan ketika itu aku fikir tidak ada gunanya memperdebatkan hal itu, ternyata mereka memang tidak mengerti, saya sendiri juga tidak mengerti kenapa mereka tidak mengerti, dan kalian sendiri juga tidak mengerti kan ama tulisan ini, saya juga ga ngerti ama tulisan ini, untuk alasan tertentu kronologis cerita dan penjelasannya emang sengaja disamarkan. Jadi memang tulisan ini bikin bingung semua pihak, terus kenapa juga harus di-publish ya -_-“
i'm NOTHING, NOw ready to be someTHING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Don't be shy, let's share our understanding :)